sinopsis novel "Raksasa Dari Jogja"

                                         Sinopsis Novel Raksasa Dari Jogja


Judul               :  Raksasa Dari Jogja
Pengarang       :  Dwitasari
Penerbit           :  Plotpoint (Pt Bentang Pusaka)
Tahun              :  2012
Cetakan           :  1
Kategori          :  Novel remaja (fiksi)
Jumlah halaman           :  271 halaman


Sinopsis
Novel ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Bianca Dominique, yang tidak lagi percaya kepada cinta. Karena ia tumbuh bersama kisah yang dibentuk dari air matanya, makian dan pukulan papanya. Hari-harinya dipenuhi dengan pertengkaran kedua orang tuanya, yang berujung pada kekerasan dalam rumah tangga oleh papa ke mamanya. Namun dalam ketidakpercayaannya, ia diam-diam mencari jawabannya. Dalam tangis dan luka hatinya ia berjuang. Meski sahabat karibnya sendiri pun menusuknya dari belakang, Letisha. Ia ternyata menjalin hubungan dengan Joshua, cinta pertama Bianca saat SMA. Hati Bianca benar-benar hancur mengetahui hal itu. Hingga Bianca akhirnya memutuskan untuk kuliah di Yogyakarta. Meninggalkan Letisha dan Joshua, dan meninggakan Mama dan Papanya. Ada rasa sedih yang menguat hati Bianca ketika harus meninggalkan Mamanya, takut Mamanya akan dipukul opleh Papanya lagi. Namun, akhirnya ia berangkat ke Yogyakarta setelah Mamanya meyakinkan Bianca bahwa ia akan baik-baik saja selama Bianca kuliah di Yogyakarta.
Selama di Yogyakarta Bianca tinggal bersama sepupunya bernama Kevin dan Bude Sumiyati ibu dari Kevin , beliau sangat baik hati dan sangat menyayangi Bianca seperti anaknya sendiri, ia sangat senang jika Bianca akan tinggal di Jogjakarta bersamanya dan Kevin. Bianca kuliah di Universitas Wiyata Mandala. Di Jogjakarta juga ia bertemu dengan Gabriel. Seorang pria berpostur tinggi besar, yang mengindap penyakit gigantisme. Awalnya ia tidak tertarik pada pria itu karena postur tubuhnya yang aneh dan tidak sepadan dengan tinggi badanya yang kecil. Namun selalu saja ada peristiwa yang terjadi karena ketidaksengajaan dan membuatnya bertemu dengannya lagi. Mulai dari satu universitas karena Gabriel adalah seniornya lalu bertemu di halte busway saat Gabriel berusaha melindungi Bianca terjatuh saat terjadi penumpukan penumpang dan saat Bianca bertemu dengannya di Pasar Beringharjo , di pasar itu Bianca mulai menyadari ada sesuatu yang aneh dalam hatinya saat ia mulai merasa ingin memperhatikannya dan selalu menatap wajahnya yang dirasa Bianca cukup manis itu. Namun Bianca tak percaya cinta, sungguh ia tak lagi punya alasan untuk percaya cinta. Tapi, Gabriel membuka mata Bianca dengan cara yang berbeda. Bianca terdiam, haruskah ia menerima kehadiran Gabriel sebagai “malaikat” pembawa kabar baik dalam hidupnya? Apakah Gabriel adalah “malaikat” yang ditakdirkan Tuhan untuk menarik Bianca dari goa kegelapan menuju cahaya matahari?
Hari terus berlalu semakin lama ia semakin dekat dengan pria yang bernama Gabriel, ia percaya bahwa Gabriel akan mengubah hidupnya menjadi lebih berwarna. Awalnya Kevin sepupu Bianca tidak setuju Bianca dengan Gabriel namun dengan seiring waktu Kevin percaya bahwa Gabriel memang malaikat bagi Bianca yang mampu membuatnya tersenyum kembali dari semua masalah yang dihadapinya.  Pertemuan yang selalu terjadi secara tidak sengaja, secara perlahan dan harus melewati banyak konflik itu akhirnya membuat Gabriel mempercayakan Bianca sebagai tulang rusuk yang sengaja diciptakan Tuhan untuknya. Bianca menemukan Gabriel, begitu pun Gabriel menemukan Bianca.
Pada akhirnya mama dan papa Bianca bercerai dari semua masalah dan beban yang diterima oleh mama Bianca membuatnya lelah dan mengakhiri semuanya. Letisha pun meminta maaf pada Bianca karena telah merebut Joshua dan ia menyesal , Bianca pun telah memaafkannya dan membuat letisha dan Joshua kembali menjalin kasih dengan segala keikhlasan hatinya. Bianca pun hidup bahagia bersama mama , Kevin , Gabriel, dan Bude Sumiyati di kota kesayangannya Jogjakarta.
Kelebihan novel ini adalah dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti dan kata-kata dirangkai menjadi paragraf yang enak dibaca. Tidak terlalu baku, tidak pula membosankan. Novel ini cocok untuk orang-orang yang mengelu-elukan Jogja, karena lumayan banyak tempat yang penulis bahas. Kekurangan pada novel ini adalah terlihat dari sebagian kata-kata di novel ini yang menggunakan dialek Jawa yang kasar dan kurang pantas seperti asu,jancuk serta terdapat kata-kata bahasa Jawa yang tidak disertai terjemahan ke dalam bahasa Indonesia . Sehingga tidak semua pembaca mengerti akan isi novel ini. Novel ini juga mengajak kita untuk berpikir dan bersikap dewasa dalam menghadapi setiap permasalahan di dalam hidup. Kita juga diajak untuk terus berusaha dan tidak menyerah terhadap keadaan yang tidak bersahabat dengan kita serta mengajak kita untuk ikut melestarikan budaya asliIndonesia karena budaya tersebut sangat penting dan berharga bagi bangsa Indonesia.
 
Nama:Tharisya Ghina Salsabila
No    :33

Komentar

Postingan Populer